
Kalau dengar nama Serang, biasanya yang langsung muncul di kepala banyak orang adalah ibu kota Provinsi Banten, kota yang punya sejarah panjang sejak masa Kesultanan Banten sampai zaman modern sekarang. Tapi sebenarnya, Serang itu nggak cuma sekadar kota administratif. Di balik hiruk-pikuknya, Serang menyimpan kekayaan budaya yang luar biasa. Dari tradisi kesultanan, kesenian rakyat, sampai kuliner khas, semuanya menyatu membentuk identitas unik yang bikin kita penasaran untuk mengenalnya lebih dekat.
1. Serang dan Jejak Kesultanan Banten
Kalau bicara budaya di Serang, nggak bisa lepas dari Kesultanan Banten. Dulu, wilayah ini adalah pusat perdagangan yang ramai karena lokasinya strategis di pesisir barat Jawa. Banyak pedagang dari Arab, Gujarat, Tiongkok, bahkan Eropa datang ke sini. Dari interaksi inilah budaya Serang berkembang pesat.
Sampai sekarang, jejak kejayaan Kesultanan Banten masih bisa dilihat lewat bangunan bersejarah, seperti Masjid Agung Banten, Keraton Surosowan, dan Benteng Speelwijk. Bangunan-bangunan ini bukan hanya saksi sejarah, tapi juga jadi simbol identitas budaya masyarakat Serang. Yang menarik, arsitekturnya memadukan gaya lokal dengan sentuhan asing—misalnya pengaruh Tiongkok dan Eropa—yang membuatnya semakin unik.
2. Tradisi Adat yang Masih Lestari
Masyarakat Serang masih memegang erat berbagai tradisi turun-temurun. Seba Baduy merupakan ritual budaya di mana masyarakat Baduy menyerahkan hasil bumi kepada pemerintah Banten. Lebih dari sekadar upacara, tradisi ini menjadi simbol ikatan antara rakyat dan pemimpin.
Selain itu, ada Debus, seni bela diri tradisional Banten yang terkenal dengan atraksi ekstrem dan penuh adrenalin. Peserta debus sering menunjukkan kekebalan tubuh, seperti kebal bacokan, ditusuk benda tajam, bahkan dibakar api. Walaupun menegangkan, debus adalah simbol kekuatan spiritual dan fisik masyarakat Banten yang tetap dilestarikan di Serang hingga kini.
3. Kesenian Rakyat yang Meriah
Serang punya beragam kesenian tradisional. Selain debus, ada juga Patingtung, kesenian musik perkusi dari bambu yang dimainkan beramai-ramai. Irama Patingtung biasanya mengiringi pesta rakyat atau perayaan panen. Suaranya meriah, bikin suasana jadi hangat dan penuh semangat.
Ada juga Tari Topeng Banten, yang menceritakan kisah-kisah sejarah maupun pesan moral lewat gerakan tari. Kostum penarinya unik, penuh warna, dan biasanya ditampilkan di acara adat maupun festival budaya.
Kalau bicara musik, masyarakat Serang juga punya Rampak Bedug, kesenian menabuh bedug secara serempak dengan irama cepat dan bertenaga. Rampak bedug sering tampil di bulan Ramadan sebagai pertunjukan penyambut hari besar Islam, sekaligus hiburan bagi masyarakat.
4. Kuliner Khas Serang
Budaya nggak bisa lepas dari kuliner, kan? Nah, Serang punya makanan khas yang bikin lidah ketagihan. Salah satunya adalah sate bandeng. Tidak seperti sate pada umumnya, bandeng diolah hingga durinya hilang, lalu diberi bumbu khas dan dipanggang. Cita rasanya gurih, manis legit, dan harum.
Selain itu, ada rabeg, olahan kambing khas Banten yang mirip gulai dengan rempah melimpah.
Makanan ini konon dulunya hanya disajikan di lingkungan Kesultanan, tapi sekarang bisa dinikmati masyarakat umum. Selain itu, jangan lupa coba angeun lada, sup pedas dengan daging sapi atau kerbau, yang biasanya disantap di acara adat atau hajatan besar.
Kuliner ini bukan sekadar makanan, tapi cermin budaya Serang HONDA138 yang kental dengan rempah, hasil adaptasi dari interaksi dagang sejak ratusan tahun lalu.
5. Religi dan Spiritualitas
Serang juga dikenal sebagai kota yang religius. Julukannya saja Kota Santri, karena banyak pondok pesantren berdiri di wilayah ini. Tradisi keagamaan, seperti pengajian, haul, dan ziarah ke makam wali, sudah jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.
Salah satu tradisi spiritual yang populer adalah ziarah ke Makam Sultan Maulana Hasanuddin, pendiri Kesultanan Banten. Setiap tahun, banyak peziarah datang untuk berdoa sekaligus mengenang jasa beliau dalam menyebarkan Islam di Banten.
6. Festival dan Perayaan Budaya
Setiap tahun, Serang juga menggelar berbagai festival budaya. Salah satunya adalah Festival Seba Baduy, yang menjadi daya tarik wisata budaya nasional. Ada juga pertunjukan Rampak Bedug Festival yang selalu meriah di bulan Ramadan. Festival-festival ini bukan cuma hiburan, tapi juga cara untuk melestarikan tradisi agar tetap dikenal generasi muda.
Selain itu, di kawasan Kota Tua Banten, sering diadakan pertunjukan seni budaya seperti debus, tari tradisional, dan musik daerah. Semua ini menjadi daya tarik wisata budaya yang memperkaya identitas Serang.
7. Tantangan Pelestarian Budaya
Walaupun kaya tradisi, budaya Serang tetap menghadapi tantangan. Modernisasi, arus globalisasi, dan perubahan gaya hidup generasi muda kadang membuat kesenian tradisional kurang diminati. Tapi di sisi lain, banyak komunitas dan pemerintah daerah yang berusaha menjaga warisan budaya dengan cara mengadakan festival, lomba seni, hingga memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan budaya Banten ke dunia luar.
8. Pesan yang Bisa Kita Ambil
Budaya Serang mengajarkan kita tentang kekuatan, spiritualitas, dan kebersamaan. Dari debus kita belajar tentang ketangguhan, dari Seba Baduy kita belajar tentang rasa hormat, dan dari kuliner khas kita melihat bagaimana sejarah perdagangan bisa menciptakan identitas kuliner yang kaya.
Serang adalah contoh bagaimana budaya lokal tetap bisa bertahan meski zaman berubah. Di kota ini, tradisi bukan sekadar masa lalu, tapi bagian dari kehidupan sehari-hari yang terus hidup dan berkembang.
9. Penutup
Budaya di Serang adalah perpaduan antara tradisi Jawa, Islam, pengaruh asing, dan kearifan lokal yang unik. Dari jejak kesultanan, kesenian rakyat, kuliner khas, hingga tradisi keagamaan, semuanya membentuk identitas kota yang penuh warna.
Jadi, kalau suatu saat kamu jalan-jalan ke Serang, jangan cuma mampir sebentar di alun-alun atau lewat tol. Cobalah singgah ke situs sejarah, nonton pertunjukan debus, cicipi sate bandeng, atau ikut festival budaya. Dijamin, kamu akan pulang dengan pengalaman yang berbeda, sekaligus kagum dengan betapa kayanya budaya di tanah Banten ini.