Budaya Bengkulu: Warisan Tradisi di Bumi Rafflesia

Provinsi Bengkulu yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatra dikenal luas dengan sebutan “Bumi Rafflesia”, karena di sinilah bunga langka Rafflesia arnoldii tumbuh subur. Namun, Bengkulu tidak hanya kaya akan keindahan alam, tetapi juga memiliki budaya yang berakar pada sejarah panjang dan interaksi berbagai etnis. Letaknya yang strategis di jalur perdagangan Samudra Hindia membuat Bengkulu menjadi persinggahan pedagang dari India, Arab, Tiongkok, hingga Eropa. Hal ini menghasilkan warisan budaya yang unik, berpadu antara adat lokal, pengaruh Melayu, serta tradisi dari suku-suku asli.

Budaya Bengkulu hadir dalam beragam bentuk, mulai dari bahasa, sastra, adat istiadat, seni tari, musik, rumah adat, pakaian tradisional, hingga kuliner khas. Semua unsur budaya tersebut menunjukkan identitas masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan, kesopanan, dan penghormatan terhadap leluhur.


1. Identitas Budaya dan Suku Bangsa

Masyarakat Bengkulu terdiri dari beragam etnis, dengan suku utama seperti Rejang, Serawai, Enggano, Pasemah, dan Pekal. Suku Rejang merupakan kelompok terbesar dan banyak mendiami wilayah pedalaman. Mereka dikenal memiliki bahasa, adat, dan sistem tulisan kuno tersendiri yang disebut Aksara Kaganga.

Sementara suku Serawai banyak bermukim di daerah selatan Bengkulu, dengan adat perkawinan dan kesenian khas. Ada pula suku Enggano yang tinggal di Pulau Enggano, mereka memiliki tradisi unik yang berbeda dari suku-suku lain di Sumatra. Keragaman etnis ini memperkaya corak budaya Bengkulu secara keseluruhan.


2. Bahasa dan Sastra

Bahasa daerah Bengkulu sangat beragam, menyesuaikan dengan etnis yang mendiami wilayah tersebut. Bahasa Rejang, Serawai, dan Enggano menjadi bahasa lokal yang masih digunakan hingga kini. Di samping itu, bahasa Indonesia dengan dialek Melayu Bengkulu digunakan sebagai bahasa sehari-hari.

Dalam bidang sastra, Bengkulu memiliki tradisi pantun, syair, dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun. Cerita rakyat seperti Putri Gading Cempaka masih dikenal hingga kini, mengisahkan tentang tokoh perempuan yang bijaksana dan berani. Pantun tradisional biasanya digunakan dalam acara adat sebagai sarana komunikasi penuh makna.


3. Adat dan Tradisi

Adat istiadat di Bengkulu sangat kental dan masih dijalankan oleh masyarakat HONDA138 hingga sekarang. Beberapa di antaranya adalah:

  • Adat Perkawinan Rejang dan Serawai
    Pernikahan adat di Bengkulu memiliki rangkaian panjang, mulai dari lamaran, penentuan mas kawin, akad nikah, hingga pesta adat. Pakaian pengantin biasanya dihiasi warna cerah dan perhiasan emas, melambangkan kemuliaan dan kehormatan.
  • Upacara Tabot
    Tradisi Tabot adalah salah satu budaya paling terkenal di Bengkulu. Tabot digelar setiap tanggal 1–10 Muharram untuk memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yakni Hasan bin Ali. Tabot menjadi identitas budaya religius masyarakat Bengkulu yang sarat makna spiritual.
  • Kedurai atau Kenduri Adat
    Masyarakat Bengkulu juga memiliki tradisi kenduri sebagai bentuk rasa syukur dan doa keselamatan, biasanya dilakukan pada saat panen, pernikahan, atau khitanan.

4. Seni Tari dan Musik

Beberapa tari tradisional yang terkenal antara lain:

  • Tari Andun: Tarian pergaulan khas masyarakat Serawai yang biasanya ditampilkan pada pesta pernikahan. Gerakannya sederhana namun penuh makna kebersamaan.
  • Tari Kejei: Tarian khas suku Rejang yang sarat dengan nuansa ritual dan sakral. Awalnya dilakukan untuk upacara adat, namun kini juga dipentaskan sebagai tarian tradisional.

Dalam musik, Bengkulu memiliki alat musik tradisional seperti dol (gendang besar khas Tabot), serunai, dan rebana. Alunan musik dol sangat khas, menghentak dan bersemangat, biasanya dimainkan dalam upacara Tabot atau acara adat lainnya.


5. Pakaian Tradisional

  • Pakaian pria biasanya berupa baju lengan panjang dengan celana panjang, dilengkapi kain songket, penutup kepala, dan hiasan emas.
  • Pakaian wanita berupa kebaya atau baju kurung dengan kain songket dan perhiasan emas di kepala maupun tubuh.

Songket Bengkulu terkenal dengan motif flora dan fauna, ditenun dengan benang emas yang memberikan kesan mewah dan anggun.


6. Arsitektur dan Rumah Adat

Rumah adat Bengkulu disebut Rumah Bubungan Lima. Rumah Bubungan Lima mencerminkan kehidupan masyarakat yang menyesuaikan diri dengan kondisi alam pegunungan dan pesisir.


7. Kuliner Tradisional

Kuliner Bengkulu sangat beragam dengan cita rasa khas pesisir yang kaya rempah. Beberapa makanan tradisional yang populer antara lain:

  • Kue Bay Tat: Kue tradisional berbentuk lingkaran dengan isi nanas, biasanya disajikan saat hari raya.

8. Kearifan Lokal

Kearifan lokal terlihat dalam cara masyarakat mengelola lahan pertanian, menjaga hutan, dan mengelola sumber daya laut.

Selain itu, nilai sopan santun dan penghormatan terhadap tamu sangat dijunjung tinggi. Dalam berbagai acara, tamu akan disambut dengan penuh keramahan, mencerminkan karakter masyarakat Bengkulu yang terbuka dan ramah.


9. Upaya Pelestarian Budaya

Budaya Bengkulu menghadapi tantangan dari arus globalisasi. Namun, pemerintah daerah, tokoh adat, dan masyarakat terus berupaya melestarikan tradisi melalui berbagai kegiatan, seperti Festival Tabot, pementasan tari Kejei, dan pelestarian tenun songket.

Di sekolah-sekolah, budaya lokal diperkenalkan kepada generasi muda agar mereka tidak kehilangan identitas. Sementara itu, pariwisata berbasis budaya juga dikembangkan untuk memperkenalkan kekayaan tradisi Bengkulu ke tingkat nasional maupun internasional.


Penutup

Budaya Bengkulu merupakan warisan berharga yang lahir dari perpaduan tradisi suku-suku asli, pengaruh Melayu, serta jejak peradaban asing. Dari upacara Tabot yang mendunia, tari Kejei yang sakral, hingga kuliner pendap yang menggugah selera, semua menunjukkan kekayaan budaya yang patut dibanggakan.

Dengan menjaga dan melestarikan budaya, masyarakat Bengkulu tidak hanya mempertahankan jati dirinya, tetapi juga turut memperkaya khazanah budaya Indonesia. Budaya Bengkulu adalah bukti nyata bahwa keberagaman adalah kekuatan yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *