Budaya di Banjarmasin: Harmoni Sungai, Tradisi, dan Kehidupan Masyarakat

Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, dikenal luas sebagai Kota Seribu Sungai. Julukan ini bukan sekadar simbol, melainkan gambaran nyata bagaimana sungai menjadi nadi kehidupan masyarakat. Kehidupan sosial, ekonomi, hingga budaya masyarakat Banjarmasin sangat erat kaitannya dengan sungai, khususnya Sungai Barito dan Sungai Martapura. Di tengah modernisasi yang terus berjalan, Banjarmasin tetap mempertahankan tradisi dan kearifan lokal yang membuatnya unik.

Sungai Sebagai Pusat Budaya

Sejak dahulu, sungai memiliki posisi penting dalam membentuk budaya masyarakat Banjarmasin. Aktivitas perdagangan, transportasi, hingga interaksi sosial banyak dilakukan di atas air. Tidak heran jika salah satu ikon budaya yang paling terkenal adalah Pasar Terapung.

Pasar Terapung tidak hanya berfungsi sebagai pusat perdagangan, tetapi juga menjadi simbol kuat budaya sungai yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Hasil bumi, aneka sayuran, buah segar, serta kudapan khas dijual oleh pedagang di atas jukung, perahu kayu mungil yang menjadi ikon pasar terapung. Di sini, seni tawar-menawar berlangsung di atas permukaan air dengan suasana yang penuh keakraban. Pasar Terapung bukan hanya daya tarik wisata, tetapi juga simbol kekuatan budaya sungai Banjarmasin.

Tradisi dan Adat Istiadat

Masyarakat Banjarmasin memiliki tradisi yang kaya dan beragam. Salah satunya adalah Bapalas Bidan, upacara adat yang dilakukan setelah bayi lahir. Ritual ini bertujuan memohon keselamatan dan berkah bagi sang anak. Selain itu, terdapat pula tradisi Bapapai, yaitu prosesi arak-arakan pengantin yang diiringi perahu hias di sungai, melambangkan harmoni dan kebersamaan.

Tradisi Bahaul, yang merupakan peringatan atas wafatnya seorang ulama berpengaruh, masih dilestarikan sampai sekarang. Perayaan ini tidak hanya bernilai keagamaan, melainkan juga memperkokoh kebersamaan HONDA138 antarwarga. Ribuan orang berkumpul, membaca doa, dan saling berbagi makanan.

Kesenian Tradisional

Banjarmasin juga memiliki kekayaan kesenian tradisional yang mencerminkan karakter masyarakat Banjar. Tari Baksa Kembang menjadi salah satu tradisi penyambutan, di mana penari mempersembahkan gerakan halus sambil membawa bunga sebagai lambang keindahan dan penghormatan. Tarian ini melambangkan keramahan dan penghormatan.

Selain itu, ada pula Madihin, seni bertutur khas Banjar yang menggunakan pantun dan irama. Biasanya, Madihin dibawakan untuk menyampaikan nasihat, hiburan, bahkan kritik sosial dengan gaya humoris. Seni ini sangat digemari karena dekat dengan keseharian masyarakat.

Dalam seni musik, Panting menjadi alat musik khas yang menyerupai gambus. Alat musik Panting kerap digunakan sebagai pengiring tembang Banjar dengan lirik yang berkisah tentang cinta, perjalanan hidup, hingga ajaran religious. Suaranya yang khas membuatnya mudah dikenali sebagai identitas musik Banjarmasin.

Arsitektur dan Rumah Adat

Ciri khas budaya Banjar juga terlihat pada arsitektur rumah tradisional yang disebut Rumah Banjar atau Bubungan Tinggi. Rumah ini memiliki atap tinggi menjulang dengan ukiran khas pada bagian dinding dan pintu. 

Keberadaan Rumah Banjar hingga kini masih dijaga, meskipun banyak yang sudah jarang ditempati. Sebagian dijadikan objek wisata dan sarana edukasi budaya. Keindahan arsitektur ini menjadi bukti kehalusan seni dan filosofi masyarakat Banjar.

Kuliner Tradisional

Budaya Banjarmasin juga tercermin dari kuliner khasnya. Salah satu yang paling terkenal adalah Soto Banjar. Kuahnya bening dengan rempah-rempah khas, disajikan bersama ketupat, ayam suwir, dan perkedel. 

Ketupat Kandangan juga menjadi makanan tradisional khas, dibuat dari ketupat yang dipadukan dengan lauk ikan gabus atau haruan. Kuah santannya yang kental memberikan cita rasa gurih khas Banjar. Jajanan tradisional seperti amparan tatak pisang, kue bingka, dan kue lam juga masih populer dan menjadi sajian dalam acara adat maupun hari besar.

Agama dan Toleransi

Mayoritas masyarakat Banjarmasin beragama Islam, namun semangat toleransi tetap terjaga dengan baik. Hal ini tercermin dari berdirinya rumah ibadah berbagai agama yang hidup berdampingan. Tradisi keagamaan yang kental juga tercermin dalam perayaan Maulid Nabi, Ramadan, hingga Idul Fitri yang selalu berlangsung meriah.

Selain itu, dakwah dan pengajian rutin menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Kehidupan spiritual masyarakat yang menyatu dengan tradisi lokal memperkuat identitas budaya Banjarmasin.

Festival Budaya

Banjarmasin rutin menggelar berbagai festival yang bertujuan melestarikan budaya. Salah satunya adalah Festival Budaya Banjar, yang menampilkan tari-tarian, musik, kuliner, hingga lomba perahu hias di sungai. Festival ini menjadi ajang kebanggaan masyarakat sekaligus daya tarik wisata.

Kegiatan unik bernama Festival Pasar Terapung memperlihatkan dinamika pasar tradisional di sungai, disertai hiburan seni dan pameran aneka produk masyarakat. Kegiatan ini bukan hanya hiburan, tetapi juga bentuk nyata menjaga warisan budaya sungai.

Tantangan Pelestarian Budaya

Di era modern, Banjarmasin menghadapi tantangan besar dalam melestarikan budaya. Arus globalisasi, perkembangan teknologi, dan urbanisasi membuat sebagian tradisi mulai terpinggirkan. Generasi muda sering kali lebih mengenal budaya populer dibandingkan budaya lokal.

Namun, berbagai pihak telah berupaya untuk menjaga tradisi agar tetap hidup. Pemerintah daerah, komunitas budaya, hingga masyarakat umum berkolaborasi menghidupkan kembali seni tradisional, mendokumentasikan sejarah, dan menggelar festival budaya. Pendidikan juga memegang peran penting, dengan memasukkan materi budaya lokal ke dalam kurikulum sekolah.

Penutup

Budaya Banjarmasin adalah cerminan dari kehidupan masyarakat yang bersatu dengan sungai. Dari pasar terapung yang legendaris, tari dan musik tradisional, rumah adat yang sarat filosofi, hingga kuliner khas yang lezat, semuanya memperlihatkan betapa kaya dan berwarnanya identitas kota ini.

Meski tantangan modernisasi tidak dapat dihindari, semangat masyarakat Banjarmasin untuk melestarikan tradisi tetap kuat. Budaya yang hidup dari sungai dan kehidupan sosial yang penuh harmoni menjadi warisan berharga yang harus dijaga bersama. Dengan menjaga budaya, Banjarmasin tidak hanya mempertahankan identitasnya, tetapi juga memberikan inspirasi tentang bagaimana tradisi dan modernitas dapat berjalan berdampingan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *