
Provinsi Lampung, yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatra, dikenal sebagai pintu gerbang Sumatra karena menjadi jalur utama penghubung antara Jawa dan Sumatra. Selain strategis secara geografis, Lampung juga kaya akan warisan budaya yang beragam. Julukan Sai Bumi Ruwa Jurai melambangkan dua kelompok besar masyarakat Lampung, yaitu Pepadun dan Saibatin, yang masing-masing memiliki adat, tata cara hidup, dan tradisi berbeda, tetapi tetap berada dalam satu kesatuan budaya Lampung.
Budaya Lampung mencerminkan perpaduan nilai adat, agama, seni, bahasa, hingga kuliner yang membentuk identitas masyarakatnya. Dalam perkembangannya, budaya Lampung juga diperkaya oleh keberagaman etnis yang datang dari Jawa, Bali, Minangkabau, hingga Bugis. Namun, masyarakat Lampung asli tetap menjaga jati diri mereka melalui pelestarian adat dan tradisi.
1. Identitas dan Struktur Sosial
Masyarakat Lampung dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu:
- Pepadun (Pedalaman): Banyak bermukim di pedalaman Lampung Tengah, Way Kanan, dan sekitarnya. Pepadun lebih terbuka karena gelar adat dapat diperoleh melalui prosesi adat yang disebut cangget atau naik pepadun. Struktur sosial Pepadun lebih fleksibel dibanding Saibatin.
Perbedaan ini justru menjadi kekayaan budaya Lampung, sebab masing-masing kelompok memiliki adat, seni, dan tradisi yang unik namun saling melengkapi.
2. Bahasa dan Aksara
Dialek ini membedakan wilayah penutur, tetapi tetap dalam satu rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Lampung memiliki sistem tulisan tradisional yang disebut Aksara Lampung atau Had Lampung, berbentuk abugida dengan 20 huruf pokok. Aksara ini dahulu digunakan untuk menulis naskah sastra, mantra, maupun catatan adat.
Kini, bahasa dan aksara Lampung terus diperkenalkan kembali melalui pendidikan di sekolah-sekolah agar tidak hilang oleh arus modernisasi.
3. Adat dan Tradisi
Adat istiadat Lampung dijalankan melalui berbagai upacara penting yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, di antaranya:
- Adat Perkawinan
Pernikahan adat Lampung sangat sakral, biasanya ditandai dengan prosesi ngakuk muli mekhanai (meminang), pemberian junjungan (seserahan), hingga pesta adat dengan tarian cangget. Busana pengantin dihiasi siger emas, menampilkan kemegahan budaya Lampung. - Naik Pepadun
Upacara adat khusus masyarakat Pepadun untuk mendapatkan gelar kebangsawanan. Prosesi ini melibatkan tarian adat, tabuhan musik, serta jamuan bagi masyarakat. - Adat Penyambutan
Masyarakat Lampung memiliki tradisi penyambutan tamu agung dengan tari Sigeh Pengunten, di mana penari perempuan membawa siger dan sekapur sirih sebagai lambang penghormatan.
4. Seni Tari
Beberapa tari tradisional yang terkenal antara lain:
- Tari Cangget: Tarian pergaulan khas masyarakat Pepadun, biasanya ditampilkan saat pesta adat.
- Tari Melinting: Tarian klasik yang berasal dari Keratuan Melinting di Lampung Timur, sarat nilai sejarah dan biasanya diiringi musik tradisional.
Gerakan tari Lampung mencerminkan kelembutan sekaligus ketegasan, selaras dengan filosofi hidup masyarakatnya.
5. Seni Musik
Lampung memiliki alat musik tradisional yang khas, di antaranya:
- Gamelan Lampung: Berbeda dengan gamelan Jawa, gamelan Lampung menggunakan tangga nada khas dan irama yang lebih dinamis.
6. Pakaian Adat
Pakaian adat Lampung terkenal dengan hiasan emas dan motif songket yang indah.
- Pria mengenakan baju lengan panjang, celana kain, serta sarung HONDA138 songket. Kepala biasanya ditutup dengan kopiah emas.
- Yang paling khas adalah Siger, mahkota emas berbentuk tanduk menjulang yang melambangkan kemuliaan perempuan Lampung.
Kain Tapis adalah warisan budaya Lampung yang sangat berharga.
7. Arsitektur dan Rumah Adat
Rumah tradisional Lampung disebut Nuwou Sesat atau rumah adat panggung. Rumah ini digunakan untuk musyawarah adat, upacara, maupun tempat tinggal bangsawan. Struktur panggung dibuat tinggi untuk mengantisipasi banjir dan gangguan binatang.
Selain itu, ukiran pada rumah adat Lampung biasanya menggambarkan flora-fauna serta simbol adat, mencerminkan hubungan harmonis manusia dengan alam.
8. Kuliner Tradisional
Budaya Lampung juga tercermin dalam ragam kuliner yang kaya rasa. Beberapa makanan khas Lampung antara lain:
- Pindang Lampung: Ikan kuah asam pedas yang segar.
- Engkak Ketan: Kue tradisional berbahan ketan, santan, dan gula merah, biasanya hadir saat hajatan.
Kuliner Lampung memperlihatkan identitas pesisir yang memanfaatkan hasil laut sekaligus perpaduan cita rasa Nusantara.
9. Tradisi Rakyat
Masyarakat Lampung juga memiliki tradisi rakyat yang menarik, seperti:
- Warga mengenakan topeng dan kostum unik sambil berarak keliling kampung.
Tradisi ini memperlihatkan eratnya hubungan masyarakat Lampung dengan alam dan kepercayaan leluhur.
10. Kearifan Lokal
Budaya Lampung menjunjung tinggi nilai piil pesenggiri, yakni falsafah hidup masyarakat Lampung yang meliputi:
- Nemui Nyimah: Keramahan menerima tamu.
- Nengah Nyappur: Kemampuan beradaptasi dalam pergaulan.
- Sakai Sambayan: Semangat gotong royong.
- Juluk Adek: Menjaga kehormatan dan martabat.
Falsafah ini menjadi pedoman hidup masyarakat Lampung dalam bersosialisasi, menjaga kehormatan diri, dan menghargai orang lain.
11. Upaya Pelestarian
Dengan arus globalisasi, budaya Lampung menghadapi tantangan besar. Namun, pemerintah daerah dan masyarakat berupaya melestarikannya melalui festival budaya, pembelajaran bahasa Lampung di sekolah, hingga promosi kain tapis di tingkat internasional.
Festival Krakatau, Festival Sekura, dan pergelaran tari Sigeh Pengunten adalah contoh nyata usaha memperkenalkan budaya Lampung kepada generasi muda dan wisatawan.
Penutup
Budaya Lampung merupakan warisan berharga yang lahir dari perpaduan adat Saibatin dan Pepadun, bahasa yang khas, tarian dan musik tradisional, hingga kuliner penuh cita rasa. Falsafah piil pesenggiri menjadikan masyarakat Lampung menjunjung tinggi kehormatan, kebersamaan, dan keramahan.
Dengan menjaga dan melestarikan tradisi, masyarakat Lampung tidak hanya mempertahankan jati diri, tetapi juga memperkaya kebudayaan Indonesia. Lampung adalah bukti nyata bahwa keberagaman budaya Nusantara adalah kekuatan yang harus dijaga bersama.